Kalau kita ngomongin camilan dari Tiongkok, pasti nggak bisa lepas dari latiao. Snack berbahan dasar tepung ini emang lagi ngehits di kalangan anak muda. Rasanya pedas, gurih, dan bikin nagih. Tapi tahukah kalian kalau BPOM, alias Badan Pengawas Obat dan Makanan, pernah menarik beberapa merek latiao dari peredaran karena masalah keamanan? Ini sebenarnya jadi perhatian besar, apalagi buat kita yang doyan ngemil.
Waktu itu saya juga termasuk yang sering ngemil latiao. Camilan murah dan enak ini gampang banget didapat di toko-toko, dan rasanya pas banget buat ngemil santai. Tapi suatu hari, saya denger kabar kalau latiao yang saya beli ditarik dari peredaran sama BPOM. Sontak aja, saya langsung kaget dan mulai cari info. Kok bisa, ya, snack yang lagi viral ini ternyata dianggap nggak aman?
Ternyata, BPOM nggak asal-asalan menarik produk dari pasar. Mereka punya alasan kuat. Beberapa produk latiao yang masuk ke Indonesia ini nggak punya izin edar resmi dari BPOM. Izin edar ini penting karena memastikan produk tersebut sudah lulus uji kesehatan dan aman dikonsumsi. Bayangin aja kalau kita makan sesuatu yang nggak jelas asal-usulnya. Bukannya ngemil seru, malah jadi ancaman buat kesehatan.
Selain itu, BPOM juga menemukan adanya kandungan bahan kimia berbahaya di dalam beberapa produk latiao. Biasanya, snack ini menggunakan bahan pengawet yang lebih dari batas aman atau pewarna yang seharusnya nggak dikonsumsi. Kita mungkin nggak akan langsung ngerasain efeknya, tapi dalam jangka panjang bisa bahaya juga, lho. Misalnya, ada risiko gangguan pencernaan atau bahkan kerusakan organ tubuh.
Setelah tahu soal penarikan ini, saya mulai lebih hati-hati dalam memilih produk latiao atau snack lainnya. Hal pertama yang saya lakukan adalah cek kemasan. Biasanya, di kemasan snack yang resmi terdaftar di BPOM ada nomor izin edar. Nah, nomor ini jadi patokan saya buat tahu apakah snack itu sudah lolos pengawasan atau belum. Kalau nggak ada nomor BPOM, mending nggak usah beli, deh.
Satu lagi, saya sekarang lebih sering cek daftar produk yang ditarik BPOM di website resmi mereka. Sederhana, sih, tapi ini membantu banget buat ngurangin risiko ngemil makanan yang nggak aman. BPOM biasanya merilis daftar produk-produk yang mereka tarik beserta alasannya. Saya sering banget nemuin produk yang kelihatannya menarik, tapi ternyata nggak aman. Untungnya, dengan cek daftar itu, saya bisa lebih waspada dan nggak gampang tergiur kemasan yang lucu atau iklan yang menarik.
Buat kamu yang suka ngemil juga, ada beberapa tips biar ngemil tetap aman. Pertama, seperti yang saya bilang tadi, pastikan cek izin edar BPOM. Lalu, perhatikan komposisi bahan yang tertulis di kemasan. Kalau ada bahan yang terdengar asing atau aneh, coba cari tahu dulu. Kadang, produsen nakal pakai istilah teknis buat menyamarkan bahan kimia yang nggak aman. Saya pernah ngalamin ini waktu coba cari snack baru, dan ternyata banyak istilah yang nggak umum. Setelah cari tahu, ternyata beberapa bahan itu nggak aman buat dikonsumsi.
Kedua, beli produk di tempat yang terpercaya. Toko-toko besar atau yang resmi biasanya lebih ketat dalam memilih produk yang mereka jual. Mereka juga punya standar yang lebih tinggi daripada toko kecil yang mungkin nggak terlalu peduli soal keamanan produk. Selain itu, saya juga belajar buat nggak kebanyakan ngemil snack yang nggak sehat. Sekali-sekali, boleh aja, tapi tetap harus ingat buat konsumsi makanan yang bernutrisi juga biar badan tetap sehat.
Dari pengalaman ini, saya sadar kalau kita nggak bisa sembarangan dalam memilih makanan. Kadang kita terlalu percaya sama iklan atau rekomendasi tanpa cek lebih dalam. Padahal, makanan yang kita konsumsi tiap hari bisa berdampak besar buat kesehatan jangka panjang kita. BPOM memang punya peran besar dalam melindungi konsumen dari produk-produk yang nggak aman, tapi kita juga harus punya kesadaran untuk lebih teliti.
Jadi, buat kamu yang suka ngemil atau doyan latiao, yuk, lebih waspada lagi. Nggak semua yang terlihat enak atau ngehits itu aman, lho.
4o